Selasa, 03 Mei 2016

Pengakuan Operasi Senyap MNLF

Bebaskan 10 WNI dari Abu SayyafSepuluh WNI yang dibebaskan Abu Sayyaf saat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. | (Sindonews/Eko Purwanto)

Pembebasan sepuluh warga negara Indonesia (WNI) dari Abu Sayyaf diklaim Moro National Liberation Front (MNLF) di Filipina sebagai hasil operasi senyap yang melibatkan mereka. Bahkan, pendiri MILF Nur Misuari turun tangan langsung dalam operasi rahasia itu.

Ketua Dewan Komando Islam MNLF, Habib Mudjahab Hashim, mengatakan bahwa sejak krisis penyanderaan pecah pada 26 Maret 2016, Misuari dan komandannya telah bekerja untuk membebaskan orang-orang Indonesia.

Sepuluh WNI yakni; Peter Tonson, Julian Philip, Alvian Elvis Peti, Mahmud, Surian Syah, Surianto, Wawan Saputria, Bayu Oktavianto, Reynaldi dan Wendi Raknadian dibebaskan di luar rumah Gubernur Sulu; Abdusakur Tan II di Kota Jolo pada hari Minggu siang.

Mereka diculik dari kapal tunda pengirim batubara ke Filipina dari Kalimantan. Mereka diculik di perairan Sulu.

Hashim membenarkan adanya operasi senyap dalam pembebasan 10 WNI. Menurutnya, negosiasi MNLF dengan Abu Sayyaf diadakan secara sembunyi-sembunyi. Militer dan polisi membiarkan hal itu terjadi karena hal itu menjadi kesempatan besar bagi 10 sandera Indonesia untuk bebas dengan selamat.

Maas (Misuari) memimpin pembicaraan dengan unsur-unsur dari Abu Sayyaf,” katanya, seperti dikutip Inquirer, Selasa (3/5/2016).

Hashim mengatakan orang-orang Indonesia dibebaskan Abu Sayyaf semata-mata karena alasan kemanusiaan. Menurutnya, kalau pun ada uang yang terlibat dalam pembebasan, jumlahnya tidak ditentukan.

Sumber di Filipina menyatakan pembebasan 10 WNI ditebus sebesar 50 juta Peso, tapi otoritas Filipina dan Pemerintah Indonesia membantahnya.

Dari tempat yang dirahasiakan, 10 orang Indonesia itu seharusnya dibawa ke rumah Misuari di pegunungan Kota Indanan.

Tapi karena Misuari menghadapi tuduhan memerintahkan pengepungan Zamboanga tahun 2013, maka, kata Hashim, mereka memutuskan untuk membawa 10 WNI ke rumah Gubernur Sulu.

Kami berterima kasih kepada Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) untuk memberikan jalan, meskipun mereka sedang melakukan operasi melawan Abu Sayyaf. Kami juga berterima kasih kepada Gubernur (Sulu) untuk membuka rumah dan memberi makan orang-orang Indonesia,” ujar Hashim. (mas)
 

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...