Rabu, 25 Maret 2015

Tiga penerbang tempur TNI AU coba C01 Rafale Prancis

Penerbang tempur TNI AU (kiri) berjalan bersama penerbang uji Angkatan Udara Prancis, sesaat setelah mendarat dalam penerbangan demonstrasi C01 Rafale B buatan Dassault Aviation, di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa. C01 Rafale B yang dipergunakan ada di latar belakang. | Foto : Dinas Penerangan TNI AU

T
iga penerbang tempur TNI AU mencoba kebolehan dan performansi pesawat tempur multiperan buatan Dassault Aviation Prancis, C01 Rafale, di atas udara Jakarta mengarah ke selatan, Selasa ini.

Kehadiran dua unit C01 Rafale B (kursi tandem/double seater) itu untuk memberi alternatif sumber pengadaan calon pengganti F-5E/F Tiger II di Skuadron Udara 14, yang berasal dari dasawarsa ’80-an. Dua C01 Rafale B dan satu pesawat terbang transport Airbus A400M mendarat di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin (23/3).

Ada beberapa pabrikan yang tengah mengadu strategi untuk mematangkan tawarannya kepada Indonesia, yaitu JAS39 Gripen (SAAB AB/Swedia), Eurofighter Typhoon (Eurofighter/konsorsium Eropa Barat), F-16 Fighting Falcon Block 60 (Boeing/Amerika Serikat), dan Sukhoi Su-35 Flanker-Berkut (Rusia).

Dari semua alternatif itu, cuma dua yang bermesin tunggal, yaitu JAS39 Gripen dan F-16 Fighting Falcon Block 60 serta tiga merek dan tipe yang memakai sayap delta dikolaborasikan dengan sayap kanard di depan (JAS39 Gripen, Eurofighter Typhoon, dan C01 Rafale).

Dari sisi dimensi fisik, Sukhoi Su-35 Flanker-Berkut yang paling bongsor sementara JAS39 Gripen paling kompak namun memiliki rasio daya angkat beban maksimum paling besar.

Sukhoi Su-35 Flanker-Berkut juga yang banyak membakar BBM saat mengudara sementara JAS39 Gripen yang paling efisien dalam hal ini tanpa mengurangi performansi dan kecanggihannya.

Di ASEAN belum ada operator C01 Rafale yang dibuat dalam beberapa varian, yaitu C01 Rafale B, C01 Rafale C, dan C01 Rafale M yang didedikasikan bagi penempatan di kapal induk.

India merupakan calon operator C01 Rafale terbesar di Asia, setelah tercapai kesepakatan pembelian 178 unit dari Dassault Aviation, tahun lalu, dengan 128 unit dibuat di India.

Sampai saat ini, tender terbuka akan pengadaan calon pengganti F-5E/F Tiger II itu belum diumumkan secara resmi. C01 Rafale semula tidak pernah disebut-sebut sampai akhirnya mereka hadir setelah tampil dalam Langkawi International Maritime and Aerospace 2015, di Malaysia.

Pada kesempatan demonstrasi terbang di Jakarta kali ini, ketiga penerbang tempur TNI AU, yang duduk di kursi kedua C01 Rafale itu adalah Mayor Penerbang M Yunus (Skuadron Udara 14), Mayor Penerbang Haris dan Mayor Penerbang Agus Dwi (Skadron Udara 15).

Kedua skuadron udara itu bermarkas di Pangkalan Udara Utama Iswayudi, Madiun, Jawa Timur.

Selama penerbangan demonstrasi selama kurang dari satu jam terbang itu, Yunus, Haris, dan Dwi diberi kesempatan mencoba menerbangkan pesawat canggih dengan beberapa manuver, sampai merasakan kebolehan C01 Rafale B dalam fitur "melihat" dan "mengunci" target di udara.

Dengan begitu, mereka dapat merasakan, mengetahui dan menguji kemampuan tempurnya secara langsung sebagai pembanding dengan pesawat tempur TNI AU saat ini.

Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Marsekal Pertama TNI Sri Pulung, beserta jajaran menyaksikan langsung penerbangan demonstrasi itu dari apron Pusat Operasi (Base Ops) pangkalan udara itu.

Demonstrasi udara C01 Rafale B dilaksanakan dalam tiga sortie, dengan waktu sekitar 45 menit tiap sortie. Rute terbang mereka dari landas pacu pangkalan udara itu menuju ke selatan di atas Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, dan dan kembali ke Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma.

  Antara  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...