Minggu, 22 Februari 2015

Diplomasi Keras Abbott pada RI Dikecam Kabinet Australia

imageGaya diplomasi PM Tony Abbott yang keras pada RI dikecam kabinet Australia. Foto News.com.au-Getty Images♘

Perdana Menteri (PM) Australia, Tony Abbott, menghadapi kecaman dari tokoh-tokoh senior kabinet Australia atas gaya diplomasinya yang keras kepada Indonesia demi menolong duo Bali Nine dari rencana eksekusi.

Gaya diplomasi Abbott justru dianggap merusak lobi Australia yang memohon ampunan untuk terpidana mati duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Beberapa rekan senior Abbott di kabinet Australia menilai gaya diplomasi Abbott kontraproduktif.

Abbott melalui Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, telah memimpin apa yang para pejabat kabinet Australia menggambarkannya sebagai kampanye "besar-besaran" demi membujuk para pemimpin Indonesia untuk mengampuni dua gembong narkoba itu.

”Ini mengerikan,” kata seorang sumber senior di kabinet Australia kepada Fairfax, Jumat (20/2/2015), mengacu pada gaya diplomasi Abbott. Tokoh senior di kabinet Australia itu minta ditulis dalam kondisi anonim, mengingat isu ini sensitif.

”Ini membuka ‘kancing’ dari banyak pekerjaan baik yang lain,” imbuh tokoh senior lain di kabinet Australia. Ada beberapa pernyataan Abbott dan Bishop terkait lobi pada Indonesia yang justru blunder.

Pertama, ketika Bishop menyampaikan ancaman pemboikotan wisata Bali jika duo Bali Nine dieksekusi.

Kedua, komentar Abbott yang terang-terangan menyatakan akan menunjukkan pada dunia tentang ketikdaksukaan Australia pada Indonesia jika dua warganya dieksekusi.

Ketiga, komentar Abbott yang minta Indonesia membalas budi soal bantuan tsunami tahun 2004 senilai 1 miliar dolar, dengan cara mengampuni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

 Reaksi Indonesia 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nassir, berkali-kali meredam “manuver” Abbott dan Bishop dengan bahasa diplomatik yang ramah. “Saya ragu Menteri Luar Negeri dari negara tetangga yang ramah mengelurkan komentar seperti itu,” contoh komentar Arrmanatha, saat merespons ancaman pemboikotan wisata Bali oleh Bishop.

Arrmanatha, juga menggunakan bahasa elegan ketika menghadapi komentar Abbott yang bernada ancaman. “Ancaman bukan bagian dari bahasa diplomatik dan tidak ada respons yang baik dengan ancaman,” contoh lain repons Armanatha. ”Semoga ini bukan karakter asli dari Australia,” imbuh Arrmanatha.

Sementara itu, Profesor Tim Lindsey, Direktur Pusat Hukum Indonesia dan Islam di Universitas Melbourne, mengatakan Bishop telah secara konsisten dan hormat mengartikulasikan kepentingan Australia secara “elegan”. Tapi komentar Abbott kontraproduktif . ”Dan tidak perlu,” katanya.

"Benar atau salah, ketika datang ke diplomasi, Indonesia dapat merespon secara positif, tapi akan sangat negatif terhadap setiap ancaman,” ujarnya, seperti dilansir Sydney Morning Herald.
Bantuan Tsunami Diungkit, Rakyat Aceh Sumbang Koin ke Abbott imageRakyat Aceh menggalang dana untuk mengembalikan bantuan tsunami yang diungkit PM Tony Abbott. Foto Twitter♘

Rakyat Aceh tersinggung dengan Perdana Menteri (PM) Australia, Tony Abbott, yang mengungkit bantuan tsunami 2004 sebesar 1 miliar dolar. Mereka pun menggalang koin untuk diberikan kepada Abbott sebagai balas budi dari para korban tsunami.

Gerakan penggalangan koin itu ramai di Twitter dengan tagar #KoinUntukAustralia. Abbott sebelumnya menuntut Indonesia membalas budi bantuan tsunami 2004 dari Australia dengan cara mengampuni dua gembong narkoba, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari eksekusi mati.

Penggalangan koin untuk Australia itu sebagai pelampiasan kemarahan rakyat Aceh, karena bantuan tsunami 2004 yang diungkit Abbott terkesan tidak ikhlas.

Salah satu pengguna Twitter, Nikita Paradisa mengunggah foto koin senilai Rp 1.000 yang ditempel di kertas dengan tulisan sindiran yang ditujukan kepada Abbott.

Is it enough? Ur bank account please, Mr @TonnyAbbottMHR,” tulis pemilik akun @nikitparaNIC yang dikicau ulang pemilik akun @satriaandy, hari ini (21/2/2015). Tulisan Nikita itu bermakna; ”Apakah itu cukup? Silkan berikan rekening Anda, Tony Abbott.”

Media Inggris yang berbasis Australia, Guardian Australia juga ikut meramaikan pemberitaan reaksi warga Aceh korban tsunami yang diusik Abbott. ”Kami tidak pernah meminta bantuan mereka, mereka menawarkan kepada kami sebagai sopan santun,” kata Dina Handayani, 27, warga Banda Aceh, yang seorang pegawai negeri sipil kepada media asing itu.

”Kami menyesalkan sikap Perdana Menteri Australia yang mengkaitkan bantuan tsunami dengan eksekusi pengedar narkoba, ini adalah dua hal yang sangat berbeda,” ujar Alkhairy, warga Aceh lainnya. ”Ini adalah protes moral kita atas pernyataannya”.

Gerakan rakyat Aceh itu juga direspons sejumlah warga Australia pengguna Twitter. Mereka mengatakan, tindakan Abbott yang mengungkit bantuan tsunami 2004 tidak mewakili rakyat Australia. Mereka mengaku tulus membantu korban bencana.
Sebut Penjahat, Ibu Australia Berdoa Duo Bali Nine Dieksekusi imageJennifer Neal, gadis Australia tewas overdosis heroin. Ibunya minta duo Bali Nine dieksekusi. Foto Supplied♘

Beverley Neal, seorang ibu di Melbourne Australia berdoa agar duo Bali Nine segera dieksekusi di Indonesia. Beverley menganggap dua warga Australia itu penjahat.

Perasaan Berverley remuk karena kehilangan putrinya, Jennifer Neal, akibat overdosis heroin pada tahun 2007. Tragisnya, putrinya itu tewas pada usia yang sangat muda, 17 tahun.

Dia menentang dukungan publik untuk grasi duo Bali Nine, Adrew Chan dan Myuran Sukumaran. Baginya, dua gembong narkoba itu tidak pantas dibela warga Australia.

Perdana Menteri Australia, Tony Abbott dan Menteri Luar Negeri Austrralia, Julie Bishop, adalah dua pemimpin Australia yang vokal mengutuk Indonesia yang ingin mengeksekusi duo Bali Nine. Adrew Chan dan Myuran Sukumaran telah dijatuhi hukuman mati tahun 2005 karena menyelundupkan 8,2 kilogram heroin di Bali.

Sikap Beverley berbeda dengan beberapa warga Australia yang ramai-ramai berkampanye di media sosial untuk memboikot Bali jika duo Bali Nine dieksekusi. ”(Mereka) ini adalah penjahat yang telah dimuliakan sebagai pahlawan,” kecam Berverley, Sabtu (21/2/2015).

”Siapa yang tahu berapa banyak kehidupan warga lainnya akan hilang jika mereka tidak tertangkap di Bali,” lanjut ibu itu, seperti dilansir news.com.au. Dia mengaku, sampai berhari-hari berduka atas kematian putrinya secara tragis akibat narkoba itu.

”Sudah lewat 18 tahun, tiga bulan dan 20 hari,” katanya yang sangat mengingat waktu kematian putri kesayangannya itu. ”Dia adalah seorang yang sangat cerdas, seorang wanita muda yang cantik, yang baru setahun kuliah bisnis.”

”Mereka (geng narkoba) mencoba untuk membuat dia kecanduan,” imbuh Beverley. Menurutnya, orang tua duo Bali Nine, masih beruntung karena masih bisa melihat anak-anak mereka. ”Mereka bisa menahan anak-anak mereka, berbicara dengan mereka dan mengucapkan selamat tinggal. Saya tidak pernah melakukan itu.”(mas)

  Sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...