Selasa, 14 Oktober 2014

TNI dan Makanan 'Durlap' Saat Bertugas

Prajurit TNI terkenal dengan makanan khas dapur lapangan alias durlap saat bertugas. Makanan ini biasanya dimasak oleh sesama prajurit di Batalyon bekal dan peralatan.

Menu makanan durlap ini sangat sederhana. Salah satu menu yang selalu disajikan pada durlap ini adalah tempe dan tahu, baik dibacam atau digoreng. Untuk sayurnya, sayur asem menjadi alternatif pertama, dan jika memungkinkan, ayam goreng pun ditambahkan.

"Buah biasanya melon, semangka atau pepaya. Makannya pakai piring ompreng. Khasnya prajurit," ujar prajurit Batalyon Bekpal Marinir, Koptu Mar Abdul Rokhim kepada detikcom saat HUT TNI ke-69 di Makoarmatim Dermaga Ujung Surabaya, Jatim, Selasa (7/10/2014).

Sambil menunjukkan kepiawaiannya memasak, Rokhim bercerita tentang pengalamannya. Sejak 20 tahun lalu berdinas di TNI, ia memang sudah ditugaskan di Kompi Durlap Batalyon Bekpal untuk memasak.

"Karena memasak, saya sudah penugasan di mana-mana, hampir seluruh di Indonesia. Baik tugas tempur, maupun tugas sosial," katanya.

Walaupun tidak bertugas berhadapan langsung dengan musuh, pekerjaan yang dilakukan Rokhim terbilang cukup mulia. Ia harus memastikan pasukan yang bertugas tidak kekurangan suplai makanan.

"Tanpa kenal lelah, kita harus kerja jangan sampai dukungan logistik terlambat untuk pasukan. Kalau dukanya ya jadi harus seperti orang pekerja," tutur pria berpawakan gempal ini.

Bagi Rokhim, tugas yang paling menyenangkan adalah saat melakukan dinas bakti sosial. Rokhim merasa senang saat harus memasak untuk masyarakat.

"Kalau bakti sosial lebih mendukung ke pengungsi tapi sekaligus dukung pasukan kita sendiri. Kalau di luar pulau bertugas di sana kebanyakan masyarakat sekitar kalau kita tinggal terasa berat. Soalnya kalau kita masak pasti berlebih, nanti dikasih ke kanan kiri (warga)," cerita Rokhim tentang kedekatannya dengan masyarakat.

Pekerjaan durlap ini biasanya justru dilakukan oleh prajurit-prajurit laki-laki. Tak tanggung-tanggung, mereka memasak dalam jumlah yang besar setiap kali bertugas.

"Ya bisa (memasak) karena pengalaman di lapangan kan sering penugasan di bidang masak memasak. Tapi kita kursus juga ada," tutup pria asal Pasuruan itu.

Makanan khas prajurit ini disajikan saat HUT TNI lalu, termasuk kepada Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan jajaran perwira tinggi lainnya. Gubernur-gubernur yang mendapat Baret dan Brevet dari Panglima juga turut merasakannya.

  detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...