Selasa, 21 Oktober 2014

Jejak Pengawal Presiden

Dari Tokomu Kosaku Tai sampai Paspampres http://www.beritabali.com/asset/document/news_images/Paspampres_Grup_D__Dinilai_Bentuk_Ketakukan_SBY_013638.jpgPaspampres

Presiden terpilih Joko Widodo menunjuk Brigjen TNI Andika Perkasa sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres). Jabatan komandan pengawal ini memang harus sesuai dengan pilihan presiden.

Setiap kepala negara pasti punya pasukan pengawal khusus. Mereka dipilih dari prajurit terbaik dan memiliki loyalitas tinggi.

Tengoklah pasukan Bhayangkara yang mati-matian menyelamatkan Raja Jayanegara dari para pemberontak di era Majapahit. Kisah ini mempelopori tugas pasukan elite menyelamatkan kepala negara.

Pasukan pengawal ini juga kadang unik. Misalnya mantan pemimpin Libya Khadafi yang seluruh pengawalnya wanita cantik.

Sejarah pasukan pengawal presiden di Indonesia punya kisah panjang dan menarik. Nama dan struktur pasukan sempat berubah-ubah. Ada juga yang dibubarkan karena kisruh politik.

Berikut perjalanan pasukan pengawal tujuh presiden dari masa ke masa:
1. Tokomu Kosaku Tai Pada awalnya, pengawal presiden berasal dari para pemuda Tokomu Kosaku Tai alias Kesatuan Polisi Macan. Kebetulan markas para polisi muda ini tak jauh dari Pegangsaan Timur, tempat tinggal Soekarno.

Mendengar akan ada peristiwa besar tanggal 17 Agustus, anggota pasukan Tokomu Kosaku Tai membawa senjata dan menuju lokasi pembacaan proklamasi. Sejak saat itulah mereka ditugasi mengawal Soekarno.

Tokomu Kosaku Tai kemudian berganti nama menjadi Polisi Pengawal Presiden (PPP).

Saat itu keselamatan Soekarno-Hatta terancam jika terus berada di Jakarta. Belanda ditakutkan akan menyandera dua pemimpin itu. Maka keputusan berani harus diambil.

Merekalah yang melakukan aksi heroik mengawal kereta rahasia Soekarno dari Jakarta ke Yogyakarta 3 Januari 1946. Hingga kini 3 Januari diperingati sebagai hari jadi Paspampres.
2. Detasemen kawal Pribadi (DKP) Nama PPP kemudian diubah lagi jadi DKP atau Detasemen Kawal Pribadi. Komandannya AKBP Mangil Martowidjojo, yang mantan anggota Tokomu Kosaku Tai. Mangil dan kawan-kawan sangat setia mengawal Presiden Soekarno.

Beberapa aksi heroik yang dilakukan DKP misalnya menjadi tameng hidup saat peristiwa penembakan shalat Idul Adha di Istana tahun 1962. Pengawal bernama Amoen dan Susilo terluka saat menyelamatkan Soekarno.

Mereka juga yang menyelamatkan presiden saat peristiwa granat Cikini dan berbagai percobaan pembunuhan pada Soekarno. Di antaranya penghadangan oleh kelompok Darul Islam di Rajamandala dan serangan MiG ke istana oleh Daniel Maukar.

Pasukan DKP kemudian menjadi inti pengawalan Soekarno. Bahkan saat Resimen Tjakrabirawa sudah dibentuk, pengamanan di sekitar ring-1 tetap dipercayakan pada AKBP Mangil dan belasan anak buahnya.
3. Resimen Tjakrabirawa Pembentukan Tjakrabirawa dinilai perlu oleh menteri pertahanan saat itu Jenderal Nasution. Sebabnya percobaan pembunuhan pada Presiden Soekarno terus terjadi. Awalnya Soekarno menolak namun dia kemudian setuju.

"Pada hari kelahiranku di tahun 1962, dibentuklah pasukan Tjakrabirawa. Satu pasukan khusus dengan kekuatan 3.000 orang yang berasal dari keempat angkatan bersenjata. Tugas pasukan Tjakrabirawa adalah melindungi presiden," kata Soekarno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams.

Menurut Soekarno, tugas Tjakrabirawa tak cuma mengawal. Ada juga yang menyediakan grup band dan menghibur dirinya. Mereka juga bertugas mencicipi makanan sebelum disantap oleh Soekarno .

Diakuinya juga, Tjakrabirawa menjaganya rapat. Mereka selalu mengamankan gerak-gerik Soekarno . Awalnya Soekarno merasa kagok juga, tapi dia lalu terbiasa.

Ajudan senior presiden, Kolonel Sabur menjadi komandan pertama Resimen Tjakrabirawa. Pangkatnya dinaikkan menjadi brigadir jenderal. Sementara Kolonel Maulwi Saelan menjadi wakilnya.

Semboyan pasukan ini Dirgayu Satyawira yang artinya pasukan setia berumur panjang. Sayang nasib Tjakrabirawa tak segagah itu, mereka dibubarkan sebagai imbas G30S tahun 1965 akibat petualangan Komandan Batalyon Letkol Untung.
4. Satgas Pomad Setelah Tjakrabirawa dibubarkan, pengawalan presiden diserahkan pada Satuan Tugas Polisi Militer Angkatan Darat (Satgas Pomad). Letkol Cpm Norman Sasono ditunjuk sebagai komandannya.

Satgas Pomad Para berkedudukan dibawah Direktorat Polisi Militer. Kekuatannya terdiri dari dua Batalyon Pomad, satu Batalyon Infanteri Para Raider, serta satu Detasemen Kaveleri Panser.

Banyak pihak menilai pembentukan ini sebagai upaya untuk menjauhkan Soekarno dari orang-orang terdekatnya.

Soekarno sempat menangis saat AKBP Mangil dikembalikan ke kesatuan induknya di Brimob. Padahal Mangil mengawal Soekarno sejak 17 Agustus 1945.
5. Paswalpres Pembenahan struktur organisasi TNI terus dilakukan oleh Presiden Soeharto. Tahun 1979, nama pasukan kembali diubah menjadi Pasukan Pengawal Presiden atau Paswalpres.

Tugas utamanya hampir sama dengan para pendahulunya, pengamanan fisik secara langsung bagi Presiden Republik Indonesia serta menyelenggarakan tugas protokoler khusus pada upacara kenegaraan.

Detasemen Pengamanan Khusus (Denpamsus) terdiri dari Kelompok Komando (Pokko), Kompi Kawal Pribadi (Ki Walpri), Kompi Pengamanan Khusus (Ki Pam Sus) dan Peleton Penyingkiran (Ton Kiran).

Selain itu ada Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan (Yonwalprotneg) Polisi Militer yang langsung di Bawahperintahkan (BKO) kepada Paswalpres.
6. Paspampres http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2014/02/paspampres.jpgTahun 1988 nama Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres) diganti dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Nama ini dinilai lebih cocok karena tugas utamanya pasukan bukan sekadar mengawal tapi mengamankan.

Paspampres sempat masuk struktur organisasi Badan Intelijen Startegis ABRI namun tahun 1993 kembali diubah. Paspampres ditaruh di bawah kendali langsung Panglima ABRI.

Awalnya Paspampres terdiri dari tiga grup. Grup A untuk mengawal Presiden beserta keluarga, Grup B mengawal Wapres dan keluarga. Sementara Grup C mengawal tamu negara beserta keluarga.

Tahun 2014 lalu, Paspampres menambah satu grup. Grup D ini akan khusus mengawal para mantan presiden dan wakil presiden.

  Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...